Drs. Mukhtaruddin, M. Pd Kepala SMA Negeri 7 Lhokseumawe
Suosis.id, Lhokseumawe - Tantangan yang paling besar dalam mengelola sampah adalah sampah yang tidak bisa terurai seperti Styrofoam dan sejenisnya, sampai hari ini belum ada solusinya. Sedangkan sampah plastik dan sejenisnya bisa dikreasikan menjadi barang berguna yang digolongkan ke dalam ecobrick. Ecobrick yang dihasilkan bisa berupa Papan nama sekolah, Sofa, dan tempat tidur, demikian Kepala sekolah SMA Negeri 7 Lhokseumawe Drs. Mukhtaruddin, M.Pd mengatakan pada acara Sosialisasi Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Sebelum membuka acara sosialisasi Drs.Mukhtaruddin, M.Pd menegaskan komitmen sekolah dalam menerapkan budaya ramah lingkungan menuju sekolah Adiwiyata.
Sosialisasi disampaikan oleh Kabid Amdal dan Wasdal DLH Kota Lhokseumawe Linda Yani, S.Si. yang memaparkan konsep Peduli dan Berbudaya Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS), indikator Adiwiyata, serta peran penting siswa dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan dengan materi sebagai berikut:
Gerakan Sekolah Adiwiyata Sebagai Solusi Krisis Lingkungan
Kondisi lingkungan global saat ini menghadapi tantangan serius, seperti kelangkaan sumber daya alam, peningkatan kerusakan dan pencemaran lingkungan, pemanasan global, perubahan iklim, serta bencana ekologis. Permasalahan ini terjadi terutama akibat perilaku manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan peran aktif masyarakat, penegakan hukum, dan edukasi lingkungan. Sekolah merupakan institusi strategis dalam membentuk generasi berperilaku ramah lingkungan melalui Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS), yang menjadi dasar pemenuhan program Adiwiyata.
Lingkungan hidup mengalami penurunan kualitas yang dipicu oleh emisi gas rumah kaca seperti CO₂, CH₄, N₂O, HFC, PFC, dan SF₆ yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Akibatnya terjadi pemanasan global, perubahan iklim, penipisan ozon, hingga meningkatnya bencana lingkungan.
Permasalahan lingkungan menuntut adanya perubahan pola pikir, sikap, dan perilaku masyarakat, sehingga pendidikan lingkungan hidup menjadi penting sebagai upaya mencetak agent of change. Sekolah dinilai sebagai tempat paling strategis untuk pembiasaan perilaku ramah lingkungan.
Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS)
PBLHS adalah aksi kolektif yang dilakukan sekolah secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan untuk menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup (PRLH).
Adapun Tujuan dari PBLHS adalah untuk :
Mewujudkan perilaku warga sekolah yang ramah lingkungan.
Meningkatkan kualitas lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar.
Perilaku Ramah Lingkungan Hidup (PRLH)
Menjaga kebersihan, sanitasi, dan drainase.
Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R. Yaitu: Penanaman dan pemeliharaan pohon., Penghematan dan konservasi air.dan Penghemat dan konservasi energi.
Melakukan inovasi terkait lingkungan.
Pihak yang Terlibat
Utama: kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik., orang tua/wali, petugas kebersihan, petugas keamanan, petugas kantin, dan pihak lain yang terkait.
Tahapan Pelaksanaan PBLHS
1. Perencanaan Gerakan PBLHS meliputi indikator:
- Keterlibatan pihak sekolah dalam penyusunan dokumen rencana PBLHS.
- KTSP memuat visi, misi, dan tujuan terkait PRLH.
- Integrasi aspek PRLH dalam RPP.
- Jumlah RPP yang mengintegrasikan pendidikan ramah lingkungan.
- Kesesuaian rencana PBLHS dengan hasil EDS dan IPMLH.
2. Pelaksanaan Gerakan PBLHS
- Pembelajaran mata pelajaran, ekstrakurikuler, dan pembiasaan yang memuat PRLH.
- Aksi PRLH untuk masyarakat sekitar: kebersihan, drainase, pengelolaan sampah, dan kegiatan sosial lingkungan.
- Pembentukan jejaring kerja dengan DLH, KPH, perguruan tinggi, bank sampah, komite sekolah, dan sekolah Adiwiyata lain.
- Kampanye dan publikasi melalui sosialisasi, spanduk, brosur, media cetak, elektronik, dan media sosial.
- Pembentukan dan pemberdayaan Kader Adiwiyata melalui SK, profil, dokumentasi, serta kegiatan penguatan kapasitas kader.
3. Pemantauan dan Evaluasi melalui
- Tabel pemantauan tahunan kegiatan PBLHS.
- Dokumentasi foto dan video.
- Presentase pelaksanaan rencana kegiatan PBLHS setiap tahun.
PBLHS merupakan gerakan strategis untuk menanamkan perilaku ramah lingkungan kepada seluruh warga sekolah. Dengan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang melibatkan berbagai pihak, serta pemantauan yang konsisten, sekolah dapat memenuhi kriteria Adiwiyata dan turut berkontribusi dalam mengatasi krisis lingkungan global. Pendidikan lingkungan hidup menjadi pondasi penting dalam membentuk generasi sadar dan peduli terhadap lingkungan.
Kunjungan ini diharapkan tidak hanya memperkuat kesiapan SMA Negeri 7 Kota Lhokseumawe menuju sekolah berbudaya lingkungan, tetapi juga mampu meningkatkan kesadaran seluruh warga sekolah untuk lebih aktif menerapkan perilaku ramah lingkungan dalam kegiatan sehari-hari.
By: Indah Ramadhani kelas XI.2


Posting Komentar